Sabtu, Maret 29, 2008

Kerak Telor : Dimana Kamu?

Prihatin juga mengenai makanan tradisional bangsa sendiri yang makin sulit dicari.

Makanan ini yang membuat saya penasaran setengah hidup ! Iya, Kerak Telor. Pas, masih ABG. Saya ingat begitu dahsyatnya, ibu saya mendeskripskan tentang kerak telor sewaktu baru pulang dari Jakarta. Kata ibu saya, “Ini makanan langka. Rasanya sebenernya biasa, tapi karena nyarinya susah, jadi luar biasa !” Awalnya, saya nggak begitu tertarik, maklum … “kerak, githu loh”

Yang saya tahu malah Karak. Yaitu sisa nasi yang dikeringkan.
Embah saya, paling rajin njemur sisa nasi di atas genteng. Biasanya karak ini dicemplungin ke dalam minyak jelantah yang ireng buthek itu. Katanya sih bisa membantu menjernihkan minyak.
*nggak heran, cucunya bantet gini kebanyakan mengkonsumsi jelantah.


Kembali ke kerak telor, beberapa tahun yang lalu sewaktu masih mahasiswa, saya di undang ke Bandung. Ada pelatihan jurnalistik, saya jadi ingat si kerak telor ini. Saya sempatin ke Jakarta menemui Bude saya yang di Tanjung Priok. Saya disenang-senangkan di sana.

Di ajak makan di mall, makan pangsit gajah mada, karedok dan ketoprak (yang saya pikir, kalau habis makan bakal ketawa karena lucu, ngelethek ternyata mirip gado-gado)

“Ndol, wis wareg toh? Hayo pengen njajan apa lage?”
Saya pun bilang pengen kerak telor. Saya ingat bener perkataannya waktu itu.
“Kerak telor itu cuman ada di PRJ aja !” oalaaaaa…., jauh sudah saya dari Malang ke Bandung terus ke Jakarta…tapi tetep nggak ketemu makanan misterius ini.


Sampai akhirnya saya kaget sekali, pas di Surabaya tepatnya di jalan Mayjen Sungkono ada pedagang kaki lima memajang spanduk “Kerak Telor” wah surprise sekali. Apalagi lokasinya deket dengan kantor. Saya sudah ngimpi besok kalau sempat bakal beli, si Kerak Telor ini. Tapi gara-gara banyak liputan, saya sampai menunda hingga seminggu.
Nah, pas saya minat. Lah kok warungnya sudah kuhkut alias tutup. Kata penjual bakpao sebelahnya. Nggak Laku !.

Nah, mumpung ada undangan dari UNILEVER Jakarta, saya berniat memburu makanan ini. Saya pun bertanya ke anak betawi asli ini, tapi dia sendiri kebingungan mo beli di mana. Padahal saya sudah wanti-wanti kalau pas ke Jakarta, harus ada Kerak Telor. Lah si Azhar ini melimpahkan tanggung jawab ke Rey, untuk membantu mewujudkan keinginan saya.

Duh, semoga kali ini saya harus bisa menemukan si Kerak Telor walaupun harus mencarinya hingga ke Kerak Bumi. Doakan saya…

Tidak ada komentar: